Lama kita tak berbalas pantun sebenarnya kalau boleh memilih lebih mudah membuat prosa atau puisi dari pada semacam syair atau pantun,karena kita harus memadankan kata kata atau kalimat yang kita buat hingga dapat berakhiran dengan baik,atau senada,misalnya saja ,aabb,atau abab,atau aabb,dll.
Kelihatannya memang mudah akan tetapi pada prakteknya cukup sulit diolah atau dilakukan ,mungkin kalau untuk sekedar asal asalan saja tentu tidak lah terlalu sulit,namun hasilnya juga akan kelihatan dari dalam/tidaknya makna atau isi pantun.syair tersebut,beberapa tokoh tokoh syair terkenal misalnya,Asrul Sani,Amir Hamzah,Merari Siregar Marah rusli ,dll,lalu biasanya juga mereka lihai dalam membuat prosa prosa yang tingkat seni sastranya tinggi.
Pulau Bangka pulau Belitung
banyak orang pergi kesana
Bila kamu pandai menghitung,
hendaklah pula berbagi bersama.
Burung Camar terbangnya tinggi,
menyambar ikan di tepi laut
Jadilah orang yang pemberani
membela yang benar tak perlu takut.
Gadis dusun mandi di kali,
rambutnya basah hingga ke kaki
Carilah istri yang baik budi,
maka bahagia sepanjang hari
Biduk di kayuh ke tengah sungai,
mencari ikan bersama teman
Negeri kita indah dan permai.
biar lestari jaga lingkungan.
Bunga melati si bunga mawar
harum baunya kian menyebar.
Kalau nenek tebar pesona
banyak kakek yang menggila
.
Pantun diatas sekedar contoh dalam kita meletakan akhiran huruf huruf pada pantun/syair ,untuk supanya saat pelafalan tidak janggal,karena ciri ciri dari pantun/syair salah satunya tadi adalah akhirang hurufnya harus terdengar seirama dan ada tekanan pada akhir kalimat tersebut.
Sekian dan semoga ada manfaatnya,sekedar coretan pinggiran sekian salam.
Silakan berkomentar di blog alfiforever,DAN terima kasih,bila telah mengisi form ,dengan saling menghargai !,salam