Pantun dari ranah Minang memang banyak mengandung kata nasihat untuk kita sekalian,dan kalau kita cermati dan hayati memang banyak kata kata nasihat,dan itulah bentuk pilsafat orang orang dulu untuk memberikan pengajaran pada anak anak nya atau orang lain.
Misalnya pantun ini
Pamato jatuah ka rumpuik
Jatuah karumpuik sabilang bilang.
Sungguh di mato alah lupuik.
Namun di hati indak ka hilang.
Dalam versi bahasa Indonesia :
Permata jatuh ke rumput.
Jatuh kerumput sibilang bilang.
Sungguh dimata sudah luput.
Namun dimata tak akan hilang.
Dalam versi bahasa Minang:
Pisang ameh buliah di pinggang.
Dipanggang urang manjalang patang.
Kalau ado ameh di pinggang.
Sadonyo jalan manjadi lapang.
Dalam versi bahasa Indonesia:
Pisang emas boleh dipanggang.
Dipanggang orang menjelang petang.
Kalau ada emas dipinggang.
Semua jalan menjadi lapang.
Kesan dan pesan yang ingin disampaikan oleh isi pantun tersebut kira kira adalah,sangat sulit untuk berpisah bagi orang orang yang kita sayangi,walaupun sudah tidak didepan mata kita,dan sementara pada pantun kedua,adalah apabila kita hidup atau sedang jalan jalan ,akan tetapi uang tersedia dengan cukup dan tidak kekurangan maka perasaan kita tidak was was.
Demikian dan semoga ada manfaatnya untuk kita sekalian.
Silakan berkomentar di blog alfiforever,DAN terima kasih,bila telah mengisi form ,dengan saling menghargai !,salam