INI JUGA salah satu bentuk puisi yang dulu pernah kami tuliskan pada sebuah diary, lalu timbul pertanyaan mengapa seseorang menulis puisi atau prosa atau juga pantun,sebenarnya tak ada ubahnya seperti kita menulis pada sebuah artikel,yang berisi catatan harian kita,atau uneg uneg kita akan tetapi bentuk puisi lebih mengarah pada kalimat kalimat yang cenderung spesifik,dan ungkapan ungkapan yang di ''personafikasikan''misalnya dalam bentuk kata kata symbolik,idioms[ungkapan],ironi dll,salah satu puisi yang coba saya tulis beberapa tahun yang lalu,dan jujur saja saya sendiri pun kurang memahami bentuk dari prosa atau puisi jenis yang mana :
MENITI DI LERENG SUKMA
Di saat ku hampir terjatuh dan tersungkur.
Di saat kau hampir kugapai.
Kendati aku harus terkubur
Di lereng sukmaku yang kian lebur.
Seruling jiwa kian berdentang menantang
Di relung dalam samudera yang membentang
Ku meniti tertatih,di jalanku nan perih.
Di saat sukmaku,perih,,merintih
Jalanku bagai lingkaran yang tak pernah habis
Semakin jauh,semakin berlapis lapis
Ku meniti di lereng sukma tanpa cahaya.
Yang kuharap satu titik cahaya dariNya.
Fajar kenangan04,Feb 1996
By:Ali Taufik.
Ini salah satu puisi atau prosa atau juga pantun,yang jelas itulah coretan coretan pena saat itu,kemana tangan kan mengukir kesitu pula daku befikir,demikian dan semoga ada manfaatnya,salam blogger.
Silakan berkomentar di blog alfiforever,DAN terima kasih,bila telah mengisi form ,dengan saling menghargai !,salam