Kronologis perjuangan bersenjata
melawan penjajah di Kota Samarinda dan sekitarnya-cerita ini saya nukilkan dari
sebuah buku ‘’lawas’’ Oleh.HM.DJunaid Sanusie,Dkk,dalam bukunya ‘’Secercah
perjuangan divisi Narotama di Samarinda,antara tahun 1945-1950 semoga
bermanfaat bagi generasi muda penerus bangsa Indonesia ,walaupun ini hanya
bentuk tulisan ‘’kronologis semata’’.
Adapun kronologis berawal dari :
[1].3 Februari 1942 ,Samarinda di duduki oleh tentara
Jepang.
[2].April 1942 Rapat Raksasa di
lapangan sepak bola ‘’HUA YU’’ [ sekarang dekat kantor Polsek Samarinda Ilir]
[3].Mei 1942 ,penguasa militer
Jepang menangkap tokoh pergerakan Samarinda,AM Sangaji[namanya kini di abadikan sebagai
nama sebuah jalan Negara [jalan AM Sangaji],di Kota Samarinda.
[4].1945,Perlawanan bersenjata rakyat hulu Mahakam/muara
muntai dan sekitarnya terhadap penguasa Jepang,banyak warga yang di bunuh oleh
tentara Jepang yang terkenal ‘kejam’’ini.
[5].20 September 1945,pembentukan
persiapan penyambutan kemerdekaan Republik Indonesia ,oleh dr.Soewadji.cs.
[6]. 25 September 1945,pembentukan
PKR,atau penjaga keamanan Rakyat,oleh RP.Djuwono.cs.
[7].Nopember 1945 RP.Juwono
berangkat Ke Jawa timur dalam rangka kontak dengan ,BPRI/Bung Tomo.
[8]25 Nopember 1945 PKR dibubarkan oleh penguasa belanda
,oleh agen Polisi Mr.Van De Neste.
[9].Nopember 1945,Dengan didampingi HA.Badrun Arieph,pengurus PKR
menemui dr.Suwaji,untuk minta arhan selanjutnya
[10].4 Desember 1945,pembentukan
kepanduan[Camaouflage]namun hanya berumur sehari dibubarkan lagi oleh Belanda
atas instruksi kapten Binkhuizen.[KL Belanda],kalau KNIL orang pribumi yang menjadi tentara Belanda].
[11].22 Desember1945, kedatangan pasukan bersenjata dari Banjarmasin
yang di pimpin oleh,Asnawi H.Arsyad,dalam rangka konsulidasi kekuatan di
Samarinda .
[13].Achir 1945,senjata senjata yang disimpan di dalam sunga
Tenggarong di serahkan oleh Swapraja Kutai pada pasukan Australia/Belanda.
[14].Juli 1946,BPRI Samarinda mendirikan stand ‘’Melati’’ di
pasar malam ‘Al Fajar’’.
[15]’Agustus 1946 BPRI mengadakan Sandiwara Melati di gedung
bioskop OBB[Oost Borneo Bioskoop]
[16].17 Agustus 1946,terbitnya surat kabar kabar ‘’Masyarakat
baru’’
[17].Oktober 1946,H,Badrun Siddik pergi ke Jawa Timur untuk
menghubungi Divisi Narotama.
[18].5 Nopember 1946,Merencanakan Sabotase di rumah Kombeng
Pane.
[19].15 Nopember 1946,Pembakaran gedung’’NIGIEO’’oleh
JF.Sihotang dan Ny.Suwito,cs.
[20].2 Januari 1947,mengadakan pertemuan dengan pasukan ‘’Herman
Runturambi’’di dekat desa Sambutan pulau atas.
[21].6 Januari 1947,sebagian
pasukan Herman Runturambi di sergap Belanda dalam tragedy itu gugur seorang
pejuang yang bernama’’Tarmidi[itar],namanya kini di abadikan sebagai nama Jalan
Negara di Kota samarinda,[jalan Tarmidi dekat Sungai Dama,sekarang.]
[22].15 Januari 1947 ,terjadi pertempuran dengan tentara Belanda
di desa Solong.[sekarang sekitar jalan Merdeka dan jalan Gerilya].
[23].17 Januari 1947 terjadi pertempuran di jalan
Ciremai[cermai] sekarang sekitar rumah sakit ‘’Dirgahayu’’ samarinda.
[24].26 Januari 1947,sisa pasukan Herman Runturambi,dari
pulau atas menyeberang ke Bantuas ,melalui sunga Bogam dan bersembunyi di rumah
Habib Muthalib dan rumah Ibu habibah.
[25] 27 Januari 1947,Pasukan
Herman Runturambi bersama pasukan BPRI pimpinan Soekasmo,mengadakan infiltrasi
dan langsung ‘’Battle’’dengan pasukan Belanda yang ada di Sanga-Sanga,dan dapat
merebut daerah minyak itu selama 3 hari
dan dikenal dengan peristiwa ‘’heroik’’ peristiwa ‘’Merah putih’’untuk
menghormati perjuangan yang heroik itu pemerintah mendirikan tugu merah putih
dan selalu di peringati dengan ‘’napak tilas’’mengenai perjuangan mereka.
[26].29 Januari 1947,Sanga-sanga terlepas kembali dari
tangan pejuang kita ,kembali di rebut oleh penjajah [si Belanda].
[27].30 Januari 1947,sisa pasukan
Sukasmo[BPRI]dan sisa pasukan Herman Runturambi mundur,disertai dengan beberapa
tentara Belanda dari KNIL yang bersimpati dengan perjuangan kita,disinilah
perjalanan panjang[Long March] di mulai ,untuk menghindari kejaran tentara Belanda,dari
gunung krukus,tembus sungai Tiram,timbul di Muara jawa[handil],lanjut ke Muara
Badak,[beristirahat 7 hari]dari Muara badak muncul di desa Temindung
samarinda[nampaknya mereka ambil jalan memutar],dari Temindung ini muncul di
Pal 5 Air putih,terus ke Bukit Pinang[sekarang mungkin dekat TPA jalur nuju
Tenggarong].
[28].31 Januari 1947,beberapa orang komandan BPRI yang ada
di Balikpapan di tangkap oleh pasukan Belanda.
[29].Di bulan Februari 1947,itu
juga terjadi penyergapan oleh pasukan Belanda,di desa Pinang,terjadi’’Battle’’
dan gugur 6 orang pejuang saat itu,antara lain,Corong,Pak Sastro,Asan,Ayah
Mansur,Gondo, Masdar dan aman.pasukan yang selamat terpencar,ada yang ke
Sabintulung,Jengan danum[damai],ada yang ke Kalsel,lalu ada juga yang kembali
ke Handil[muara Jawa],untuk mengenang mereka yang gugur dalam pertempuran tersebut pemerintah membuat tugu[palagan]di desa Pinang,kalau dari Samarinda letaknya di sebelah kanan jalan[sekitar mesjid besar desa Pinang/sebelum SPBU].
[30].16 April 1947 para pejuang yang ada di Samarinda di
tangkapi oleh pasukan penjajah [si Belanda],diangkut dengan kapal’’Leonora’’dan
di bawa ke penjara Balikpapan[di Kampung baru].
[31].3 Juni 1946 BPRI Samarinda di akui statusnya oleh
tentara [TNI] dengan divisi induk adalah divisi Narotama,sebagian sempat
berkarier di dunia militer.
[32]28 Nopember 1947,para pejuang mulai disidang dan di
jatuhi hukuman oleh penjajah[Si Belanda]
[33]25 Ramadhan 1947 rencena pemberontakan di penjara namun
gagal.
[34].Oktober 1948,sekeluarnya dari penjara[HM Junaid sanusi,cs],
melapor pada markas besar BPRI di Kediri jawa timur.
[35]. 23 Januari 1950,Sultan Kutai Moh Parikesit,menyatakan
dan menyetujui bentuk Negara kesatuan untuk seluruh Indonesia.
Ada beberapa kronologis yang saya
tidak masukan ,hanya untuk mempersingkat tulisan dan bukan bermaksud untuk
memangkas cerita perjuangan ini,karena saya anggap beberapa kronologis sifatnya
kejadian umum .Untuk itu saya mohon maaf kepada sanak keluarga para pejuang di
Samarinda.
Semoga ada manfaatnya tulisan kronologis ini bagi generasi
penerus bangsa Indonesia.
Cat: HM Djunaid Sanusie pengarang buku tersebut di atas adalah Komandan BPRI,Samarinda
Herman Runturambi seorang pejuang dari Balikpapan [kalau menilik naman beliau ,nampaknya berasal dari Sulawesi Utara. Baca juga tentang : Benarkah Sungai Tenggarong dulu tempat simpanan senjata Jepang ?
Baca juga tentang :Beberapa jenis etnik suku Dayak yang mendiami Kalimantan Timur !
Herman Runturambi seorang pejuang dari Balikpapan [kalau menilik naman beliau ,nampaknya berasal dari Sulawesi Utara. Baca juga tentang : Benarkah Sungai Tenggarong dulu tempat simpanan senjata Jepang ?
Baca juga tentang :Beberapa jenis etnik suku Dayak yang mendiami Kalimantan Timur !
Silakan berkomentar di blog alfiforever,DAN terima kasih,bila telah mengisi form ,dengan saling menghargai !,salam